“Saya sudah instruksikan ke Dinas Kesehatan agar ke depan tunjangan berbasis kinerja. Di setiap puskesmas akan dipasang CCTV. Kalau disiplin, tunjangannya maksimal. Kalau malas, ya jangan harap,” tegasnya.
SangajiNews.com — Musyawarah Cabang (Muscab) ke-VIII Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kuningan menggema penuh semangat di Hotel Cordela, Sabtu (17/5/2025). Sebanyak 1.261 bidan dari 12 ranting hadir, menjadikan forum ini sebagai salah satu tonggak penting dalam penguatan peran bidan di tengah krisis iklim nasional. Mengusung tema “Peran Bidan dalam Penguatan Sistem Ketahanan Nasional pada Krisis Iklim Melalui Sinergi dan Kolaborasi”, Muscab ini bukan sekadar rutinitas, melainkan panggung strategis merancang masa depan kesehatan masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., menekankan urgensi forum tersebut.
“Muscab bukan sekadar pemilihan ketua. Ini adalah forum untuk merancang masa depan, terutama dalam peningkatan kualitas SDM di bidang kesehatan, khususnya para bidan,” tegas Bupati Dian.
Ia mengingatkan bahwa tantangan di sektor kesehatan semakin kompleks, sehingga peningkatan kompetensi tenaga kesehatan menjadi hal mutlak.
“Dari sekitar 1.260 bidan, baru 35 persen yang berstatus PNS. Kita terus usahakan bertahap. Sabar ya Bu Bidan, insya Allah pelan-pelan kita perbaiki,” ujarnya dengan nada empati.
Lebih lanjut, ia menyampaikan kebijakan reformasi berbasis kinerja yang akan diterapkan di sektor kesehatan.
“Saya sudah instruksikan ke Dinas Kesehatan agar ke depan tunjangan berbasis kinerja. Di setiap puskesmas akan dipasang CCTV. Kalau disiplin, tunjangannya maksimal. Kalau malas, ya jangan harap,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua IBI Cabang Kuningan, Hj. Widyani Apriyani Rupaidah, A.M.Keb., S.Sos., S.K.M., dalam laporan resminya menyoroti urgensi peningkatan pendidikan profesi bagi bidan.
“Dari total 1.261 anggota, baru 20,6 persen yang menyandang gelar profesi. Padahal, sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, mulai 2026 tidak diperbolehkan ada bidan praktik mandiri hanya lulusan D3 atau D4,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan beberapa harapan kepada pemerintah daerah.
“Kami mohon dukungan Bupati untuk mempercepat proses pendidikan profesi bagi bidan, kemudahan administrasi pencantuman gelar, pengangkatan jabatan ahli di puskesmas, serta penggajian sesuai UMR dan kompetensi. Kami juga berharap agar bidan berstatus THL dan PTT mendapat prioritas dalam pengangkatan kepegawaian,” tuturnya.
Apresiasi tinggi datang dari Sekretaris Pengurus Daerah IBI Provinsi Jawa Barat, Ine Hermina, S.Keb., M.K.M.
“Forum ini adalah momentum konsolidasi yang sangat penting. Peran bidan di Jawa Barat terbukti signifikan, dengan capaian pelayanan kesehatan yang melampaui target nasional,” ungkapnya.
Ia merinci data capaian pada tahun 2023 yang menggambarkan kontribusi besar para bidan:
“Pemeriksaan kehamilan mencapai 80 persen, persalinan 94,39 persen, peserta KB aktif oleh bidan 63,2 persen, dan imunisasi 97 persen. Semua ini di atas rata-rata nasional.”
Acara Muscab ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, dr. Hj. Susi Lusiyanti, M.M., perwakilan dari DPPKB P3A, para direktur rumah sakit, organisasi profesi kesehatan lainnya, serta seluruh anggota IBI dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kuningan.
Dengan semangat sinergi dan kolaborasi, Muscab VIII menjadi bukti bahwa bidan merupakan garda terdepan dalam menjaga ketahanan kesehatan nasional. Dan Kuningan kembali menunjukkan komitmennya untuk menjadi pionir dalam pelayanan kesehatan yang unggul, inklusif, dan berkeadilan.