Desa Jagara ini luar biasa, tidak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tetapi juga berada di lingkungan alam yang strategis, di dekat Waduk Darma. Pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Kita ingin masyarakat Jagara tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menjaga alam yang menjadi sumber kehidupan dan daya tarik wisata,”
— Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., Bupati Kuningan

SANGAJINEWS.COM — KUNINGAN, Sabtu 26 April 2025
Langit cerah menaungi Desa Jagara, Kecamatan Darma, sejak pagi hari. Denting gamelan mulai terdengar bersahut-sahutan, menyambut warga dan tamu yang berdatangan ke Halaman Kantor Desa. Hari ini, Sabtu 26 April 2025, menjadi puncak peringatan Milangkala ke-366 Desa Jagara, desa yang menyimpan sejarah panjang dan nilai luhur para leluhur.

Suasana meriah penuh khidmat terasa sejak awal. Ratusan warga berkumpul dengan pakaian adat Sunda, membawa semangat kebersamaan yang telah diwariskan turun-temurun. Iring-iringan seni tradisional lengser menjadi pembuka yang memukau. Anak-anak menari ceria, kaum ibu menyuguhkan makanan khas, sementara para tokoh desa berdiri bersanding dalam semangat persatuan.
Kepala Desa Jagara, Umar Hidayat, membuka secara resmi acara puncak milangkala dengan menyampaikan sambutan penuh haru.

“Hari ini bukan sekadar merayakan ulang tahun, tapi merayakan jati diri kita sebagai masyarakat Jagara. Kita adalah anak cucu pejuang yang membangun desa ini dengan keringat dan doa. Semoga kita mampu menjaga warisan ini, dan menjadikannya pijakan untuk melangkah lebih maju.”
Acara semakin semarak dengan kehadiran Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., yang turut memberikan sambutan dan apresiasi atas kekompakan warga Jagara dalam melestarikan budaya dan memperingati sejarah desanya.

“Desa Jagara ini luar biasa, tidak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tetapi juga berada di lingkungan alam yang strategis, di dekat Waduk Darma. Pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Kita ingin masyarakat Jagara tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menjaga alam yang menjadi sumber kehidupan dan daya tarik wisata,”
— Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., Bupati Kuningan
Selain Bupati, hadir pula Kepala Bank Kuningan, beberapa Kepala Desa tetangga, dan perwakilan dari Jaswita (Jasa Pariwisata Jabar) yang turut memberikan perhatian pada potensi pariwisata dan budaya Desa Jagara.
Dari unsur legislatif, hadir perwakilan dari Fraksi Golkar, Fraksi PKB, dan Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Kuningan, menambah semangat dan semarak acara sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat Jagara.
Sementara itu, Wakil Bupati Kuningan dan Fraksi Gerindra tidak tampak hadir dalam kegiatan ini.

Puncak acara ditandai dengan Dzikir Akbar dan doa bersama, dipimpin oleh dua ulama kharismatik:
KH. Tubagus Miftah Fauzi dari Tasikmalaya dan Ust. Riyan Amiruddin Al Manshur dari Lengkong, Kuningan.
Ribuan warga khusyuk larut dalam lantunan doa, menyatukan harapan demi masa depan Desa Jagara yang lebih baik. Tetes air mata mengalir, mengiringi permohonan ampun dan keberkahan bagi generasi penerus.

“Milangkala ini adalah momentum untuk mengikat kembali nilai-nilai keimanan dan kebudayaan kita. Jangan biarkan desa ini kehilangan jiwanya di tengah zaman yang terus berubah.”
— KH. Tubagus Miftah Fauzi
Setelah dzikir, acara dilanjutkan dengan pembagian daging sapi qurban, hasil sembelihan yang dilakukan pada hari Jumat sebagai bentuk syukur bersama. Warga menyambutnya dengan senyum dan canda, mempererat tali silaturahmi antar kampung dan dusun.

Hingga sore hari, suasana Jagara tetap hangat dengan gelak tawa anak-anak, sajian kuliner warga, dan semangat gotong royong yang terpancar dari setiap sudut desa. Para pemuda dengan sigap mengatur acara, sementara para sesepuh duduk bersahaja mengenang masa lalu.
Milangkala ke-366 Desa Jagara menjadi bukti nyata bahwa sejarah bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dijadikan sumber kekuatan bersama. Dari doa, seni, hingga kebersamaan—semua berpadu dalam satu pesan:
“Jagara, Desa yang Tak Pernah Lelah Mencintai Tradisinya.”

Kesimpulan SangajiNews.com:
Perayaan Milangkala ke-366 Desa Jagara bukan sekadar hajatan tahunan, tapi cermin keutuhan masyarakat dalam menjaga akar budayanya. Di tengah arus zaman dan pembangunan, Jagara tetap setia pada tradisi, menyatukan pemimpin dan rakyat dalam satu niat: membangun desa yang kuat secara spiritual, budaya, dan lingkungan. Inilah wajah sejati desa yang hidup—hidup dalam sejarah, hidup dalam harapan.