Warga berharap pemerintah daerah tidak lagi sekadar mengirim petugas untuk “mengamankan lokasi”, tetapi benar-benar mengamankan nyawa warganya — dengan membenahi infrastruktur yang jelas-jelas membahayakan.
SangajiNews.com – KUNINGAN.
Entah karena nasib buruk atau kelalaian, jembatan di Desa Kaduagung, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, kembali menelan korban jiwa. Jumat sore, 24 Oktober 2025 pukul 17.24 WIB, satu nyawa melayang sia-sia setelah sebuah motor berpenumpang tiga kehilangan kendali dan terjun ke bawah jembatan.
Menurut keterangan warga, motor tersebut diduga mengalami rem blong. “Satu orang jatuh ke batu cadas, dua lainnya ke sungai,” ujar seorang warga di lokasi kejadian. Satu korban dinyatakan meninggal dunia di tempat, sementara dua lainnya mengalami luka berat.
Ironisnya, tragedi ini bukan kali pertama terjadi.
Jembatan yang sama telah menelan korban pada 10 Februari dan 23 September 2025 lalu. Kini, peristiwa serupa kembali terjadi, membuka luka lama yang seolah tak pernah sembuh — membuktikan bahwa peringatan warga selama ini hanya menjadi angin lalu.
“Pagar besinya pendek, nggak aman. Kami sudah sering bilang, tapi ya begitulah, selalu ada alasan sebelum tindakan,” kata warga lainnya dengan nada kecewa.
Seperti deja vu yang menyakitkan, usai insiden, aparat datang, lalu sunyi kembali. Tak ada perbaikan, tak ada evaluasi berarti. Hanya berita duka yang berulang — seolah jembatan itu sedang menunggu korban berikutnya.
Pertanyaannya, sampai kapan nyawa rakyat harus menunggu jadwal anggaran untuk diselamatkan?
Apakah keselamatan warga baru dianggap penting setelah ada korban dan berita viral di media sosial?
Fakta di lapangan menunjukkan minimnya pengamanan di sisi kiri dan kanan jembatan, ditambah turunan tajam dengan pagar besi yang pendek dan rawan. Kondisi ini sudah lama dikeluhkan warga, namun hingga kini belum juga ada langkah nyata dari pihak terkait.
Warga berharap pemerintah daerah tidak lagi sekadar mengirim petugas untuk “mengamankan lokasi”, tetapi benar-benar mengamankan nyawa warganya — dengan membenahi infrastruktur yang jelas-jelas membahayakan.
“Jangan tunggu korban keempat baru bergerak,” ucap warga lainnya penuh nada getir.
Tragedi di Jembatan Kaduagung menjadi potret nyata dari kelalaian sistemik — ketika nyawa rakyat dianggap sepele, dan rasa aman hanya menjadi wacana tanpa tindakan.
🕯️ SangajiNews.com – Tajam, Terpercaya, dan Berdiri untuk Suara Baginda Rakyat.