• Sab. Jun 14th, 2025

SANGAJI NEWS

memberikan informasi, faktual dan terpercaya

Negara Hadir di Dapur Warga: 230 Keluarga Desa Cimenga Terima Bantuan Pangan FSVA 2025

Bysangaji news

Jun 5, 2025

“Dalam kehidupan, ada satu hal yang tidak bisa ditunda, yaitu makan. Ketika dapur tak mengepul, maka harapan pun bisa meredup,” ucap Bunda Ela, penuh semangat.

SangajiNews.com – Sebuah langkah nyata kembali ditorehkan oleh pemerintah dalam menjawab tantangan kerawanan pangan di daerah. Sebanyak 230 keluarga di Desa Cimenga, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, menerima bantuan pangan hasil intervensi Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) 2025, Rabu (5/6/2025), di Balai Desa Cimenga.

Kegiatan yang penuh makna ini dibuka secara resmi oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, Hj. Ela Helayati, S.Sos., yang akrab disapa Bunda Ela. Dengan semangat dan empati yang dalam, ia menegaskan peran vital perempuan sebagai garda terdepan dalam menciptakan ketahanan pangan keluarga.

“Dalam kehidupan, ada satu hal yang tidak bisa ditunda, yaitu makan. Ketika dapur tak mengepul, maka harapan pun bisa meredup,” ucap Bunda Ela, penuh semangat.

Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat. Kolaborasi ini memperlihatkan keseriusan lintas level pemerintahan dalam melindungi hak dasar rakyat: mendapatkan makanan bergizi.

“Kami hadir tidak hanya membawa karung beras atau sekotak telur. Kami membawa niat tulus dan tekad serius, bahwa tidak boleh ada anak bangsa yang tumbuh dengan gizi kurang, dan tidak boleh ada ibu yang menahan lapar demi menyisakan nasi untuk anaknya,” tambahnya.

Bunda Ela juga menekankan bahwa kekuatan pangan nasional tidak dibangun dari gedung-gedung megah, tetapi dimulai dari dapur-dapur sederhana yang hangat dengan kasih ibu.

“Ketahanan pangan nasional itu tidak dibangun dari gedung-gedung tinggi, tapi justru dimulai dari dapur-dapur sederhana di rumah kita. Ketika ibu kuat, anak sehat. Ketika ibu melek gizi, bangsa pun tumbuh berdikari.”

Dari sisi provinsi, Kepala DKPP Provinsi Jawa Barat, Linda Al Amin, ST., MT., menyampaikan bahwa Pemprov Jabar telah menyiapkan cadangan pangan strategis, khususnya untuk wilayah-wilayah rawan pangan dan terdampak bencana.

“Kita bersyukur masih ada cadangan pangan yang bisa disalurkan, namun di sisi lain cukup prihatin bahwa masih ada daerah rawan pangan di Kabupaten Kuningan,” ujar Linda Al Amin, seraya berharap tak ada lagi desa yang tergolong rawan pangan di masa depan.

Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan, Wahyu, memaparkan bahwa Desa Cimenga merupakan satu-satunya desa di Kuningan yang berada pada level 1 kerentanan pangan menurut pemetaan FSVA 2025.

“Kami sudah menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan menyalurkan bantuan darurat, sebagai langkah cepat untuk mengatasi kerentanan yang ada,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cimenga, Nana Rukmana, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah peduli terhadap warganya.

“Sebanyak 230 paket bantuan kami distribusikan merata di dua blok. Warga yang menerima adalah mereka yang belum terdaftar di PKH, sehingga bantuan ini benar-benar sangat membantu mereka,” tuturnya.

Isi bantuan pun cukup lengkap: beras 15 kg (5 kg dari kabupaten dan 10 kg dari provinsi), telur 1,5 kg, daging ayam 1 kg, susu 3 kotak, dan 1 liter minyak goreng. Bantuan ini menjadi simbol bahwa negara benar-benar hadir, menyapa rakyat dari titik paling sederhana—dapur rumah tangga.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kuningan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Camat Darma bersama unsur Forkopimcam, perwakilan Bappeda dan Dinas Sosial Kabupaten Kuningan, Ketua DWP Diskatan, Pokja 3 TP PKK Kab. Kuningan, serta para tokoh masyarakat setempat.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar penyaluran bantuan, tetapi momentum strategis untuk memperkuat sinergi antar-lembaga dalam mewujudkan Kabupaten Kuningan yang MELESAT (Maju, Empowering, Lestari, Agamis, Tangguh).

Dalam penutup sambutannya, Bunda Ela meninggalkan pesan yang begitu menggetarkan nurani:

“Bantuan ini bukan sekadar beras atau telur, tapi simbol bahwa masyarakat tidak sendiri. Negara hadir, Pemerintah menyapa, Rakyat dijaga.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *