SangajiNews.com,– Sebuah drama informasi mencuat dari lereng Karangkancana. Tepatnya di Desa Kaduagung, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, pusaran polemik muncul terkait pemberitaan embung desa yang menyedot perhatian publik. Diduga, seorang oknum media tak berbadan hukum ikut menyeret nama **oknum Kaur Keuangan Desa Kaduagung dalam arus informasi yang simpang siur dan menimbulkan keresahan.
Media yang disebut-sebut bernama identitas.com itu merilis kabar pada 22 Mei 2025, menyebut bahwa tidak ada konfirmasi resmi kepada perangkat desa dalam proses peliputan proyek embung. Namun, versi ini dibantah keras oleh media Patroli 86, yang menyatakan bahwa mereka telah melakukan konfirmasi kepada pihak desa melalui panggilan WhatsApp dengan Kepala Desa Kaduagung.
“Kami memiliki bukti rekaman percakapan. Konfirmasi sudah kami lakukan. Jangan sampai publik dikaburkan oleh informasi yang tidak diverifikasi,” tegas Redaktur Patroli 86, Andika Permana
Klaim dari Patroli 86 ini membuka tabir kontroversi yang lebih dalam. Terungkap bahwa media identitas.com yang memberitakan tanpa konfirmasi itu diduga tidak memiliki badan hukum resmi, bahkan disebut-sebut beroperasi atas dorongan oknum Kaur Keuangan Desa Kaduagung. Dugaan ini tentu memantik amarah dan keresahan publik soal etika jurnalistik dan transparansi pemerintahan desa.
Tak hanya soal verifikasi berita, polemik ini juga diperkeruh oleh perbedaan angka dana pembangunan embung. Jaringan Pencegah Korupsi (JPK) menyebut bahwa proyek embung menghabiskan anggaran sebesar Rp 475.257.000 yang bersumber dari Kementerian Desa. Namun dalam versi oknum Kaur Keuangan Desa, anggaran disebut hanya Rp 400 juta. Perbedaan yang signifikan ini membuka pertanyaan besar mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
Publik kini menunggu langkah tegas dari para pemangku kepentingan. Apakah ini akan menjadi momentum pembenahan sistem informasi publik dan transparansi dana desa? Ataukah hanya menjadi riak kecil yang tenggelam dalam arus waktu?
Satu hal pasti:
Kebenaran tak bisa dibungkam oleh narasi yang dibentuk. Ia akan menemukan jalannya sendiri.