• Sab. Jun 14th, 2025

SANGAJI NEWS

memberikan informasi, faktual dan terpercaya

“SAKA” Episode 2:Tamu Tak Diundang

Bysangaji news

Mei 14, 2025

Saka memang baru duduk di bangku SMP kelas dua, tapi siapa pun yang melihat sorot matanya akan berpikir dua kali untuk meremehkannya

DISCLAIMER:
Maaf jika dalam cerita ini terdapat kesamaan nama, tokoh, tempat, atau kejadian dengan dunia nyata. Semua itu tidak disengaja. Cerita ini murni fiksi semata untuk keperluan hiburan.

Saka memang baru duduk di bangku SMP kelas dua, tapi siapa pun yang melihat sorot matanya akan berpikir dua kali untuk meremehkannya. Ia bukan bocah biasa. Ia tahu kapan harus keras, kapan harus tunduk. Dan yang paling penting—ia tahu siapa yang harus dilindungi.

Setelah pulang dari mencari rumput dan membereskan kandang domba, Saka mengenakan seragamnya yang sedikit kusut. Ia tidak pernah malu datang ke sekolah dengan bau rumput dan keringat karena ia tahu—kehormatan bukan diukur dari wangi baju, tapi dari apa yang telah dikerjakan sejak fajar.

Namun, pagi itu pikirannya melayang ke sosok pria asing bermotor tua yang muncul di pasar.

“Latif, kau lihat orang yang datang pakai motor yang suaranya kayak uler besi itu kemarin?” tanya Saka di gerbang sekolah, sambil menyeruput kopi dari gelas plastik yang dibawanya.

Dul Latif mengangguk. “Dia gak belanja. Gak nanya apa-apa juga. Cuma ngelihatin kios satu-satu. Kayak lagi ngintai.”

Saka mendengus. “Aku rasa itu orang suruhan dari luar kampung. Bisa jadi dari geng perbatasan.”

Di sekolah, meski bukan ketua kelas, anak-anak sering datang ke Saka saat ada masalah. Guru-guru pun diam-diam menaruh respek pada Saka karena keberaniannya melerai perkelahian tanpa membuat suasana kacau. Bahkan Kepala Sekolah pernah berkata di ruang guru, “Anak seperti Saka itu, keras di luar, tapi punya hati yang lembut.”

Siang harinya, sepulang sekolah, Saka dan Latif memutuskan menyusuri jejak si pria misterius. Mereka bertanya ke tukang parkir pasar, ke pedagang sayur, bahkan ke nenek penjual jamu yang konon suka melihat lebih dari yang tampak.

“Nak, aku kenal suara motor itu,” gumam si nenek sambil mengaduk botol jamunya. “Dulu, belasan tahun lalu, suara kayak gitu sering kudengar waktu ada kerusuhan di pasar lama. Mungkin ini jejak yang kembali.”

Saka menatap Latif. “Kalau itu benar, berarti akan ada masalah besar. Dan kita gak bisa diam.”

Malam harinya, kampung Tara Tumpah diguyur hujan deras. Tapi Bang Saka, dengan peci hitamnya, tetap keluar dari rumah. Ia berdiri di tepi kandang domba sambil memandang gelap. Tangannya menggenggam sabit yang masih basah habis dipakai.

Angin malam berbisik di telinganya.
Jejak yang lama dilupakan… kini mulai kembali menampakkan tapaknya.

Next Fart…
Bersambung ke Episode 3: Tapak Lama yang Terkuak

Ingin dilanjutkan langsung ke episode 3?

klik..Comment tulis ‘LANJUT!’ dan
Tekan LIKE dan follow.. channel ini…. Terima kasih..

Sajum… “Sampai Jumpa”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *