“Kami bantu untuk rangka baja ringan, sementara genting kami koordinasikan melalui Kementerian Agama. Dalam perbaikannya nanti mari kita bergotong royong agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali seperti biasa,” ujar Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si.,
SANGAJINEWS.COM – Ciawigebang, KUNINGAN | Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Kuningan pada Jumat siang, 9 Mei 2025, menyebabkan sebuah pohon aren tumbang dan menimpa bangunan Sekolah Raudhatul Athfal (RA) Al-Ihya, yang terletak di Desa Cihaur, Kecamatan Ciawigebang. Insiden ini mengakibatkan kerusakan berat pada dua ruang kelas, dengan genting hancur, plafon jebol, dan rangka baja ringan terpelintir.

Tak berselang lama, Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., langsung meninjau lokasi kejadian untuk memastikan langkah cepat penanganan. Dalam pertemuan di lokasi bersama aparat desa dan pihak sekolah, beliau menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam membantu perbaikan sarana pendidikan yang terdampak bencana.

“Kami bantu untuk rangka baja ringan, sementara genting kami koordinasikan melalui Kementerian Agama. Dalam perbaikannya nanti mari kita bergotong royong agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali seperti biasa,” ujar Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., saat menyampaikan arahannya di depan guru dan warga, Sabtu, 10 Mei 2025.
Kondisi sekolah yang terdampak sangat memprihatinkan. Menurut Kepala Sekolah RA Al-Ihya, Yoyoh Khoeriyah, saat ini sekolah tersebut memiliki 90 siswa aktif, menjadikannya lembaga RA dengan jumlah siswa terbanyak di Kecamatan Ciawigebang.

“Siswa kami berasal dari berbagai desa, seperti Cihaur, Mekarjaya, Sukaraja, Karangkamulyan, dan Ciawilor. Kelas yang rusak itu baru dibangun tahun 2021 melalui bantuan dari BPKH dan diresmikan pada 2022,” jelas Yoyoh Khoeriyah.
“Untuk tahun ajaran baru ini saja sudah tercatat 67 siswa mendaftar. Kami sangat berharap proses perbaikan dapat segera dilakukan agar anak-anak tidak kehilangan semangat belajarnya.”
Sementara itu, dalam laporan dari Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu, penanganan awal telah dilakukan dengan cepat, melibatkan berbagai elemen masyarakat dan petugas.

“Dua ruang kelas satu atap terdampak cukup parah. Kemungkinan besar seluruh atap bangunan tersebut harus diganti. Kami bersyukur warga dan aparat desa sigap membantu, termasuk Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Satpol PP,” tutur Indra Bayu.
Kini, untuk sementara waktu, sekitar 30 siswa yang terdampak dialihkan ke ruang kantor guru demi menjaga kelangsungan proses belajar mengajar.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan infrastruktur pendidikan terhadap bencana alam, serta solidaritas lintas sektor dalam menjaga masa depan generasi muda.