• Kam. Mei 22nd, 2025

SANGAJI NEWS

memberikan informasi, faktual dan terpercaya

Angklung Kolosal “Terpujilah Guruku” Gema Pendidikan dan Budaya Kuningan

Bysangaji news

Mei 2, 2025

“Harmoni angklung ini menggambarkan semangat kolaborasi dalam dunia pendidikan, menyatukan semangat kebangsaan dengan kearifan lokal. Ini bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan pendidikan karakter yang hidup dan menyala.”

SANGAJINEWS.COM — KUNINGAN | Tanggal 2 Mei 2025 akan tercatat sebagai hari istimewa di benak masyarakat Kabupaten Kuningan. Bukan hanya karena peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diselenggarakan penuh khidmat, tetapi juga lantaran penampilan angklung kolosal yang menggugah rasa cinta tanah air dan budaya lokal.

Usai upacara Hardiknas yang berlangsung di Stadion Mashud Wisnusaputra, ribuan guru, pelajar, serta jajaran pemerintahan dan Forkopimda bersatu dalam harmoni. Nada-nada sakral mengalun dari alat musik bambu khas Sunda: angklung. Lagu “Terpujilah Guruku” dan “You Raise Me Up” menjadi persembahan spiritual yang mengguncang sanubari.

Dipandu langsung oleh Fendi, guru sekaligus tokoh penggiat angklung dari Kelurahan Citangtu, pertunjukan ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga mendidik. “Angklung bukan sekadar alat musik. Ia mengajarkan tentang disiplin, harmoni, dan gotong royong. Tangan kiri memegang atas, tangan kanan di bawah, lalu kita satu irama,” tuturnya, saat memandu ribuan peserta memainkan nada dasar: 1 2 3 4 5 6… 1 (titik).

Tak sekadar musik, inilah pesan kebudayaan. Seluruh peserta mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, mencerminkan Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai pendidikan.

Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, yang dikenal luas sebagai penggagas Kuningan sebagai Kabupaten Angklung Diatonis, memberikan apresiasi mendalam. Dalam pidato singkatnya, ia menegaskan:

“Harmoni angklung ini menggambarkan semangat kolaborasi dalam dunia pendidikan, menyatukan semangat kebangsaan dengan kearifan lokal. Ini bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan pendidikan karakter yang hidup dan menyala.”

Sementara itu, Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani, S.H., M.Kn., turut menyampaikan pesan menyentuh:

“Setiap bunyi bambu ini adalah doa para guru, semangat para pelajar, dan harapan untuk masa depan Kabupaten Kuningan yang lebih berbudaya dan berkarakter.”

Dalam catatan sejarah, angklung yang kita kenal saat ini mengalami transformasi besar berkat inovasi Daeng Soetigna, seorang guru dari SMPN 1 Kuningan, yang pada tahun 1938 menciptakan angklung diatonis. Dibimbing oleh Kuwu Citangtu, Muhammad Sotari atau Pak Kucit, Daeng berhasil membuat angklung mampu memainkan tangga nada modern, dari pop, jazz, hingga rock. Sebuah terobosan monumental yang mempertemukan tradisi dan kemajuan.

Penampilan angklung kolosal ini membuktikan bahwa pendidikan dan kebudayaan tak bisa dipisahkan. Angklung bukan sekadar alat musik, tapi simbol integritas budaya, identitas lokal, dan jiwa nasionalisme yang tak lekang oleh waktu.

SangajiNews.com bangga menjadi saksi dari gema pendidikan yang tak hanya mendidik pikiran, tetapi juga menyejukkan jiwa lewat getar bambu Kuningan.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *