KUNINGAN – Dalam momen bersejarah yang sarat harapan, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia (BP Taskin RI) resmi meluncurkan Program Linieritas Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Kuningan, pada Senin, 21 April 2025. Peluncuran ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah konkret menuju transformasi sosial dan ekonomi wilayah agraris yang menyimpan potensi luar biasa.
Ketua BP Taskin RI, Budiman Sudjatmiko, hadir langsung di Desa dan Kecamatan Cimahi, menyapa warga, berdialog dengan pemerintah daerah, hingga meninjau kondisi lapangan. Dalam pidatonya yang menggugah, Budiman menyampaikan keyakinannya bahwa Kuningan bisa naik kelas.
“Kuningan ini agraris, tapi potensinya bisa naik kelas menjadi industri pertanian berbasis kerakyatan,” ujar Budiman Sudjatmiko dengan penuh semangat, saat berdialog bersama petani dan tokoh masyarakat di Cimahi.
Dalam rangkaian kunjungan itu, BP Taskin RI juga memamerkan teknologi mutakhir berupa drone pertanian. Inovasi ini diyakini akan menjadi game-changer bagi petani di daerah, sebab dapat mempercepat proses penyemprotan pupuk dan pestisida, sekaligus menekan biaya produksi.
“Kami ingin menjadikan masyarakat petani lebih mandiri, efisien, dan sejahtera. Teknologi adalah bagian dari strategi besar kami,” tegas Budiman.
Kehadiran BP Taskin RI bukan tanpa alasan. Berdasarkan data resmi, Kabupaten Kuningan masih bertengger pada peringkat kedua daerah termiskin di Provinsi Jawa Barat. Meskipun terjadi penurunan angka kemiskinan dari 12,78% pada tahun 2022 menjadi 11,88% di tahun 2024, persentase tersebut masih jauh di atas rata-rata provinsi dan nasional.
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., secara terbuka menyampaikan pentingnya sinergi antara pusat dan daerah.
“Penanganan kemiskinan memerlukan kolaborasi multipihak. Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Kami menyambut baik program ini sebagai dorongan strategis yang sangat dibutuhkan masyarakat Kuningan,” ungkap Bupati Kuningan.
Lebih lanjut, beliau mengurai tipologi kemiskinan di Kuningan yang sebagian besar disebabkan oleh pengangguran dan rendahnya akses terhadap sektor ekonomi produktif.
“Sebanyak 69,26% penduduk miskin di Kuningan berasal dari kelompok tidak atau belum bekerja. Kami berharap, pendekatan lintas sektor yang ditawarkan BP Taskin bisa mengurai akar persoalan ini,” tambah Bupati.
Kecamatan Cimahi menjadi perhatian khusus karena angka kemiskinannya cukup tinggi. Masyarakat di sana mayoritas berprofesi sebagai pedagang kecil, buruh lepas, dan petani, yang semuanya rentan terhadap fluktuasi ekonomi dan minim akses terhadap layanan dasar.
Tak hanya berdialog dan meninjau lapangan, Budiman Sudjatmiko juga mengunjungi SD Mekarjaya, menyapa pelaku UMKM lokal, dan berdiskusi dengan jajaran OPD, Kepala Desa, serta menyambangi langsung rumah-rumah warga tidak layak huni. Di akhir kunjungannya, beliau memimpin pengukuhan pengurus Bakti Taskin se-Indonesia secara virtual, yang berlangsung khidmat di Teras Pendopo Kabupaten Kuningan.
Pengukuhan itu menetapkan Hj. Ela Helayati, S.Sos., sebagai Ketua Bakti Taskin Kabupaten Kuningan, yang siap menjadi motor penggerak percepatan kesejahteraan warga dari akar rumput.
SangajiNews.com akan terus memantau dan mengawal perkembangan program ini secara menyeluruh. Karena bagi kami, suara rakyat bukan hanya untuk didengar, tetapi untuk diperjuangkan. Kuningan bukan daerah miskin, ia hanya belum diberi peluang untuk membuktikan potensi sejatinya.
Editor: Tim Redaksi SangajiNews.com SEO tags: BP Taskin RI, Budiman Sudjatmiko, Pengentasan Kemiskinan Kuningan, Industri Pertanian, Desa Cimahi, UMKM Kuningan, Program Pemerintah 2025, Kabupaten Kuningan, Bupati Dian Rachmat Yanuar, Ela Helayati