“Ini bukan hanya soal membuka kayu dan besi. Ini tentang membuka jalan harapan, tentang menyambung kembali martabat manusia,” ucap Bupati Dian dengan suara bergetar.
CIBINGBIN, Sangajinews.com – Di balik dinding rumah sederhana yang sunyi, waktu seolah membeku. Angin pagi membawa pilu yang tak terdengar, menyusup ke kamar sempit di sudut Dusun Puhun, Desa/Kecamatan Cibingbin. Di sana, seorang anak manusia duduk terpaku, kaki terpasung kayu, hati terpenjara sepi.
Namun pagi itu berbeda. Ada cahaya yang datang bersama langkah tenang Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. Dengan tatapan empati dan tangan yang penuh kasih, sang pemimpin membuka pasung—membebaskan Ajat (20) dari belenggu derita dan ketakutan.
“Ini bukan hanya soal membuka kayu dan besi. Ini tentang membuka jalan harapan, tentang menyambung kembali martabat manusia,” ucap Bupati Dian dengan suara bergetar.
Ajat, pemuda dengan gangguan jiwa (ODGJ), selama dua hari terakhir dipasung oleh keluarganya demi keselamatan bersama. Ia sempat merusak rumah dan memukul ibunya, hingga nyaris menyebabkan kebakaran.
Dipengaruhi tekanan batin akibat putus cinta setahun lalu, Ajat berubah drastis—melamun, berbicara sendiri, dan menenggak obat dalam dosis tak terkendali. Meski sudah diobati, keadaannya tak membaik.
“Dua hari lalu dia mukul saya berkali-kali, lalu nyalain kompor dan taruh kasur di atasnya. Kami takut, tapi juga kasihan,” tutur sang ibu, Caskini (50), sembari memohon bantuan.
Dengan izin keluarga dan pendampingan Ketua RT, pasungan kayu dari pohon kapuk dibuka. Ajat kemudian dipangku dan dituntun oleh Kepala Desa Tambakbaya, Lukman, yang juga Ketua Yayasan Graha Berdaya—lembaga rehabilitasi ODGJ berbasis desa.
Malam itu juga, Ajat dibawa ke rumah singgah Yayasan Graha Berdaya di Tambakbaya, sebelum dirujuk ke RS Mitra Plumbon untuk perawatan medis lebih lanjut.
“Kami ingin rumah singgah ini jadi pelita bagi mereka yang tersesat di lorong gelap jiwanya. Di sini mereka diajak berkarya, berdaya, dan kembali percaya diri,” jelas Lukman, yang kini tengah merintis Program Desa Inklusif Ramah Disabilitas.
Bupati Dian menambahkan, pihaknya menerima laporan melalui kanal resmi “LAPOR! Kuningan Melesat” dan langsung menindaklanjuti. Di tengah padatnya agenda, ia memilih hadir langsung ke rumah Ajat.
“Terima kasih kepada warga yang peduli. Mari jadikan Kuningan bukan hanya tempat tinggal, tapi rumah yang menguatkan,” ujar Bupati Dian.
Hari ini, bukan hanya satu pasung yang dibuka. Tapi juga pintu menuju pemulihan, yang mungkin perlahan, tapi pasti. Untuk Ajat, dan bagi mereka yang masih terkurung dalam diam.