• Sel. Apr 22nd, 2025

SANGAJInews

memberikan informasi, faktual dan terpercaya

Hari Kedua Pencarian di Sungai Cikadongdong: 300 Orang Dikerahkan, Bupati Kuningan Turun Langsung

Bysangaji news

Mar 16, 2025

Sangajinews.com,- Pencarian hari kedua terhadap Akbar, bocah 10 tahun yang diduga tergelincir dan hanyut di Sungai Cikadongdong, kembali dilakukan dengan melibatkan lebih dari 300 orang. Operasi ini dipimpin langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, yang hadir sejak pagi di lokasi kejadian, Blok Wage RT 001 RW 001, Desa Sadamantra, Kecamatan Jalaksana.

Bupati Dian, dengan wajah penuh keprihatinan, menyampaikan harapannya agar pencarian segera membuahkan hasil. “Saya sangat mengapresiasi solidaritas semua pihak yang terlibat. Ini bukan hanya pencarian korban, tapi juga wujud kepedulian kita sebagai saudara. Semoga usaha kita membuahkan hasil secepatnya,” ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap lingkungan. “Musibah ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati. Mari kita saling menjaga, mengingatkan, dan selalu waspada agar kejadian serupa tidak terulang,” tambahnya.

Dua Tim Khusus Dikerahkan, Menyisir Aliran Sungai Hingga Bendungan Ciniru

Pencarian yang dilakukan sejak pagi dibagi menjadi dua tim besar. Tim pertama menyisir dari titik kejadian, menelusuri aliran Sungai Cikadongdong dengan pola pencarian detail di sisi kiri dan kanan sungai. Tim kedua bergerak menuju Bendungan Ciniru, lokasi yang berpotensi menjadi titik akhir arus bagi korban.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, strategi pencarian sudah disesuaikan dengan kondisi medan. “Kami mengutamakan pencarian darat dengan menyusuri setiap titik potensial, memastikan tidak ada kemungkinan korban terjebak di antara bebatuan atau ranting sungai,” jelasnya.

Operasi pencarian berlangsung hingga pukul 17.00 WIB dengan jeda istirahat siang. Namun, jika hingga batas waktu tersebut korban belum ditemukan, pencarian akan dilanjutkan esok hari.

Duka dan Harapan dari Ibu Korban

Di tengah harapan besar akan ditemukannya sang anak, sang ibu, Iyus, tak kuasa menahan air matanya. Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan firasat yang dirasakannya sebelum kejadian. “Sudah sepekan ini saya selalu ingin memeluk anak saya, ingin menciuminya lebih lama dari biasanya. Tidak menyangka itu pertanda perpisahan,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu pencarian. “Saya sangat berterima kasih kepada Pak Bupati, kepada semua relawan, yang sudah turun langsung. Semoga anak saya segera ditemukan,” tuturnya lirih.

Kronologi: Sebuah Permainan yang Berakhir Tragis

Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu, 15 Maret 2025, pukul 12.30 WIB. Akbar, yang saat itu mengenakan kaos hitam dan celana hitam, bermain bersama lima temannya di tepi Sungai Cikadongdong. Mereka tengah menerbangkan burung merpati saat hujan tiba-tiba turun. Saat menyeberang, Akbar diduga tergelincir, kehilangan keseimbangan, dan jatuh ke dalam arus sungai sedalam 1,5 meter. Dalam hitungan detik, tubuh kecilnya hilang di antara derasnya aliran air.

Teman-temannya yang panik segera berlari meminta pertolongan. Warga sekitar yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas ke lokasi, namun Akbar sudah tak terlihat lagi.

Solidaritas yang Menguatkan

Di tengah pencarian yang masih berlangsung, solidaritas masyarakat begitu terasa. Para relawan, dari komunitas pencinta alam, Pemuda Pancasila, Pramuka, hingga Tagana, bahu-membahu menyusuri sungai, menyingkirkan rintangan, dan mencari setiap tanda keberadaan korban.

“Ini bukan sekadar pencarian, ini adalah panggilan kemanusiaan. Kami akan terus mencari hingga ada kepastian,” ujar salah satu relawan yang terlibat.

Hari semakin sore, namun harapan tetap menyala. Semua mata tertuju pada sungai, menanti keajaiban yang diharapkan datang di tengah duka. (SangajiNews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *