SangajiNews.com, – Seni tradisional bukan sekadar hiburan, tetapi cerminan identitas dan karakter bangsa. Di tengah derasnya arus digitalisasi, generasi muda harus tetap bangga dan aktif dalam melestarikan warisan budaya leluhur.
Pesan penuh makna ini disampaikan langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., dalam acara peluncuran Sekolahku Keren yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan di SMPN 1 Kuningan, baru-baru ini.

Seni Tradisional yang Memukau di Hadapan Bupati
Momen spesial terjadi saat tiga pelajar berbakat, Kamila, Tri Sentia Asih, dan Helga, mempersembahkan Tarian Angklung untuk menyambut kehadiran Bupati. Dengan gerakan gemulai yang berpadu dengan alunan musik tradisional, mereka berhasil menyajikan pertunjukan yang menghipnotis hadirin.
Penampilan ini mendapat apresiasi tinggi dari Bupati Dian. Ia menilai bahwa para pelajar ini menjadi simbol harapan bagi pelestarian seni tradisional di tengah derasnya pengaruh budaya asing dan digitalisasi.
“Seni tradisional bukan hanya warisan berharga, tetapi juga membentuk karakter dan jati diri bangsa. Generasi muda harus bangga dan berperan aktif dalam melestarikannya,” tegasnya.

Tantangan Digitalisasi terhadap Seni Tradisional
Namun, di balik pesona seni yang ditampilkan, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Kiki Rohmani, Guru Seni Budaya SMPN 1 Kuningan, mengungkapkan bahwa sekitar 50 persen pelajar kurang tertarik mempelajari seni tradisional.
“Banyak anak lebih memilih budaya asing atau hiburan digital dibanding mengenal seni tradisional. Jika ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin budaya kita akan tergerus atau bahkan diklaim oleh negara lain,” ujarnya dengan penuh keprihatinan.
Bupati Dian pun menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak bisa hanya dibebankan pada sekolah atau pemerintah. Sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar generasi muda tidak kehilangan akar budayanya.
“Jika anak-anak sejak dini dikenalkan dan dibiasakan dengan seni tradisional, mereka akan tumbuh dengan rasa bangga terhadap budaya sendiri,” tambahnya.

Pelajar Berprestasi, Inspirasi bagi Generasi Muda
Di antara para penampil berbakat, nama Tri Sentia Asih mencuri perhatian. Ia bukan hanya penari, tetapi juga juara pupuh tingkat provinsi.
“Belajar seni bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga menumbuhkan percaya diri dan memperhalus karakter. Saya merasa lebih mencintai budaya sendiri dan ingin terus melestarikannya,” ungkapnya penuh semangat.
Komitmen para pelajar ini menjadi harapan baru bagi masa depan kebudayaan di Kuningan. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, warisan leluhur ini diharapkan tetap lestari dan terus berkembang, menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan akar tradisinya.
SangajiNews.com | Portal Berita Kuningan